Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga
Sistem Komunikasi Bergerak Generasi Ketiga (3G)
Sistem
komunikasi nirkabel generasi ketiga dikembangkan dari sistem-sistem
yang ada di generasi kedua, yang sudah matang teknologinya. Tujuan
diciptakannya jaringan komunikasi generasi ketiga adalah menyediakan
seperangkat standar tunggal yang dapat memenuhi aplikasi-aplikasi
nirkabel yang luas variasinya dan menyediakan akses yang sifatnya
universaldi seluruh dunia. Di dalam sistem komunikasi generasi ketiga
ini, perbedaan antara telepon nirkabel dan telepon seluler akan hilang,
dan komunikator personal yang bersifat universal atau perangkat genggam
personal akan mampu melakukan akses ke berbagai layanan komunikasi yang
mencakup suara, data dan gambar.
Ciri-ciri karakter yang dituju oleh 3G ini adalah:
1. memiliki standar yang bersifat global atau mendunia
2. memiliki kesesuaian atau kompatibilitas layanan dengan jaringan-jaringan kabel
3. memiliki kualitas tinggi baik suara, data dan gambarnya
4. memiliki pita frekuensi yang berlaku umum di seluruh dunia
5. memiliki bentuk komunikasi yang bersifat multimedia, baik layanannya maupun piranti penggunanya
6. memiliki spektrum yang benar-benar efisien
7. memiliki kemampuan yang mudah untuk berevolusi ke sistem nirkabel generasi berikutnya
8. memiliki laju data paket 2Mbps untuk terminal atau perangkat yang
diam di tempat, 384 kbps untuk kecepatan orang berjalan dan 144 kbps
untuk kecepatan orang berkendaraan
Generasi ketiga menggunakan
jaringan digital layanan terpadu berpita lebar untuk mengakses
jaringan-jaringan informasi. Istilah-istilah yang muncul seperti
Personal Communication Sistem (PCS) dan Personal Communication Network
(PDN) digunakan untuk menyatakan secara tidak langsung munculnya sistem
generasi ketiga bagi perangkat-perangkat genggamnya. Nama lain dari PCS
ini termasuk Future Public Land Mobile Telecommunication Sistem (FPLMTS)
untuk penggunaan di seluruh dunia, yang juga dikenal dengan nama
International Mobile Telecommunication 2000 (IMT 2000), dan Universal
Mobile Telecommunication Sistem (UMTS).
Perkembangan dari GSM ke WCDMA
Setelah
generasi kedua sukses di pasaran, komunikasi bergerak kemudian masuk
menuju generasi ketiga. Namun, sebelum masuk ke generasi yang memiliki
kemampuan multimedia secara penuh ini, kunci awalnya adalah penggunaan
GPRS.
Teknik transmisi data yang ada pada generasi kedua
(GSM) saat ini terbatas pada komunikasi suara, hal ini dikarenakan kanal
radio yang bersifat tunggal dan berkecepatan rendah, senantiasa harus
diperuntukkan khusus bagi pengguna data selama durasi komunikasi
(dedicated), misalnya untuk SMS 9,6 kbps. Teknik circuit swithing
tersebut akhirnya akan menyebabkan reduksi atau pengurangan kapasitas
sistem secara keseluruhan dan memboroskan lebar pita, sementara itu GPRS
yang menggunakan teknik packet switching memungkinkan semua pengguna
dalam sebuah sel dapat berbagi sumber-sumber yang sama, dengan kata lain
para user dapat menggunakan spektrum radio hanya ketika mengakses data.
Struktur
GPRS hampir sama dengan GSM, hanya saja bit rate yang digunakan dua
kali lipat lebih tinggi dibandingkan pada GSM yaitu sebesar 115 kbps.
Dengan demikian, Base Station Subsystem (BSS) yang sudah ada akan
menyediakan cakupan GPRS lengkap mulai dari ujung jaringan. Namun,
dibutuhkan sebuah perangkat jaringan fungsional baru, yaitu Packet
Control Unit (PCU) yang berfungsi sebagai pengatur segmentasi paket,
akses kanal radio, kesalahan-kesalahan transmisi dan mengontrol daya.
Penyebaran jaringan GPRS adalah dimulai dengan pengenalan sebuah
subsistem jaringan tumpangan baru yang disebut Network SubSystem (NSS),
dimana memiliki dua elemen jaringan baru, yaitu Serving GPRS Support
Node (SGSN) dan Gateway GPRS Support Node (GGSN).
Teknologi
EDGE (Enhanced Data Rates for Global Evolution) merupakan teknologi
lanjutan dari GPRS yang memiliki kecepatan data tiga kali lebih besar
dibanding dengan teknologi GPRS yaitu sebesar 384 kbps.
Komunitas GSM membuat transisi ke 3G dalam 3 fase berbeda:
1. Menambah jaringan radio packet sebagai sebuah overlay pada struktur eksisting.
2. Mengganti BS dan BSC dengan sub-network UTRA (Universal Terrestrial Radio Access)
3. Memperkenalkan handset UMTS (Universal Mobile telecommunication System) beserta SIM
Standarisasi Teknologi
ITU
(International Telecommunication Union/Badan Telekomunikasi
Internasional) telah menetapkan IMT-2000 (International Mobile
Telecommunication 2000) sebagai istilah sekaligus standar untuk sistem
seluler generasi ketiga. ITU telah mengalokasikan spektrum frekuensi
bagi IMT-2000 yaitu di spektrum frekuensi penerimaan (uplink) 1920-1980
MHz yang berpasangan dengan spektrum frekuensi pengiriman (downlink)
2110-2170 MHz. Dan juga menetapkan frekuensi sekitar 2 GHz yang dapat
digunakan untuk layanan masa depan, baik terrestrial atau satellite.
IMT
2000 adalah generasi ketiga sistem komunikasi bergerak (mobile
communication system) yang dirancang untuk menyediakan layanan global,
kemampuan layanan yang beragam dan perbaikan performansi secara
signifikan. Teknologi ini akan menggabungkan pager, telepon seluler, dan
sistem komunikasi bergerak dengan satelit (mobile satellite system).
Dengan kata lain IMT 2000 adalah dasar bagi akses komunikasi global yang
terintegrasi.
Walaupun ITU telah mendepkrisikan IMT 2000 sebagai
sebuah standar tunggal yang bersifat global atau mendunia, tetapi
penentu kebijakan bidang telekomunikasi di beberapa negara,
pabrik-pabrik pembuat peralatan dan para operator tidak dapat mencapai
kesepakatan secara bulat. Akibatnya, jalur menuju generasi ketiga
berjalan lambat, dan setiap orang ingin agar kesesuaian dengan sistem
yang sudah ada dapat dijamin oleh sistem yang baru sehingga dapat tetap
bekerja. Sehingga IMT 2000 dapat memiliki tiga mode operasi yaitu CDMA,
WCDMA dan TDMA
UMTS (Universal Mobile Telecommunications System)
UMTS
(Universal Mobile Telecommunications System) merupakan generasi ketiga
(3G) sistem bergerak. UMTS didukung oleh banyak operator telekomunikasi
dan para produsen. UMTS berusaha membangun kemampuan yang sama dengan
sistem-sistem yang telah bekerja saat ini, bahkan berusaha meningkatkan
kapasitas, kemampuan data dan memiliki cakupan layanan yang lebih besar.
UMTS menawarkan layanan jarak jauh, seperti komunikasi suara dan SMS,
dan layanan bearer (pembawa), dengan menyediakan kemampuan transfer
informasi antar titik akses. UMTS beroperasi pada band frekuensi 2100
MHz, dimana lebih tinggi dari GSM yang beroperasi pada frekuensi 900 MHz
dan sistem TDMA yang beroperasi pada frekuensi 1900 MHz
Akses Radio dan Alokasi Spektrum
Akses
radio UMTS dikenal dengan nama Universal Terrestrial Radio Access
(UTRA), berbasis WCDMA, yang mencakup baik dengan teknik FDD maupun TDD.
Jaringannya disebut UTRAN, huruf N terakhir merupakan singkatan dari
Network. Untuk air interface nya, WCDMA memiliki lebar pita nominal 5
MHz. Jarak spasi sinyal pembawanya 5 MHz, namun dimungkinkan juga dengan
spasi sinyal pembawa mulai dari 4.4 MHz merentang sampai 5 MHz, dengan
jarak variasi potongan yang tetap sebesar 200 KHz.
Variasi ini
diperlukan untuk mencegah terjadinya interferensi, terutama pada blok 5
MHz berikutnya jika dialokasikan untuk sinyal pembawa lainnya. Dengan
pilihan pada teknologi WCDMA/FDD, dimana disediakan frekuensi downlink
2110 MHz – 2170 MHz dan frekuensi uplink 1920 MHz – 1980 MHz. Pemisahan
diantara keduanya sebesar 190 MHz.